10/27/2012

Derawan - Maratua - Kakaban - Sangalaki

#Dream Jorney atau perjalanan impian, semua orang pasti punya impian melakukan perjalanan ke tempat-tempat terbaik di dunia. Dalam satu event "Dream Jorney, with Nescafe Indonesia" gw pernah mengutarakan keinginan gw untuk mengunjungi beberapa tempat di Indonesia, diantaranya titik paling barat di Indonesia (Sabang), titik paling timur (Merauke), satu dari dua danau unik di dunia (Kakaban, Kaltim), dan titik tertinggi di Indonesia (puncak Jaya Wijaya). Karena nasib gw yang waktu itu hanya sampai semi finalis, mimpi-mimpi tadi pun tidak sempat jadi kenyataan. Tapi, itu impian gw... dan gw merasa bertanggung jawab atas apa yang sudah gw impikan... *tsahhh!

Jumat, 12 Oktober 2012 pukul 05.00 pagi gw beserta 19 teman lainnya berangkat menuju Tarakan dengan menggunakan pesawat Lion Air. Setelah menempuh waktu 2 jam 15 menit, atau tepatnya pukul 08.15 (perbedaan waktu 1 jam) kami pun mendarat di Juwata International Airport Tarakan.



Dari bandara kami melanjutkan perjalanan dengan empat mobil sewaan menuju pelabuhan Tengkayu, jaraknya sekitar empat kilometer dan menempuh waktu kurang lebih 10 menit. Istirahat setengah jam, dan perjalanan kembali dilanjutkan. Pukul 09.45 kedua speed boat yang kami tumpangi berangkat menuju pulau Derawan, menurut motorist-nya waktu tempuh berkisar 2,5 - 3 jam tergantung kondisi gelombang laut. Perjalanan cukup seru, speed boat bergerak naik turun dan cuaca yang berkabut memaksa motorist terus melihat kearah GPS-nya. Tepat dua setengah jam perjalanan, kami pun sampai di penginapan.




Pulau Derawan

Pulau ini merupakan pulau persinggahan bagi semua pengunjung yang ingin mengekplorasi pulau-pulau lainnya (P. Sangalaki, P. Kakaban, P. Maratua, P. Gusung). Disini tersedia banyak penginapan, tempat makan, penyewaan alat snorkeling, diving, banana boat, boat, serta oleh-oleh atau souvenir.

Hari pertama di pulau Derawan, kami habiskan dengan berjalan menyelusuri pantai, main banana boat, foto sana-sini, sepak bola pantai, dan hunting sun set. Oh iya, dari teras penginapan pun kita bisa melihat dengan jelas beberapa penyu hijau berukuran cukup besar yang sesekali timbul ke permukaan.



Hari kedua, start dari jam 05.30, gw kembali menuju pantai untuk hunting sun rise. Tapi karena cuaca mendung, matahari gak bisa terlihat dengan jelas. Alternative-nya , jeprat-jepret sana-sini mulai dari gaya duduk, nyender, lompat, dan lari, haha...

Puas hunting foto, gw kembali ke penginapan, berharap  disediakan nasi uduk atau apalah tuk mengganjal perut yang sudah kosong. Tapi ternyata gak ada nasi, bubur ayam, mie goreng seperti yg gw harapkan. Penyedia penginapan hanya menyediakan teh manis, donat dan roti goreng isi kelapa... hadoooh !!!


Pulau Maratua


Jam 08.30 kami berangkat menuju pulau Maratua. Pulau yg luasnya 2,37 Ha, terlihat cantik dengan gradasi air laut tiga warna, bentangan pantai yang luas, serta jajaran pohon kelapa di sepanjang pulau. Pulau ini menawarkan spot diving yg sangat baik. Untuk pengunjung yg belum memiliki sertifikat diving, bisa mencoba snorkeling di depan dermaga. Tapi sayang banget, spot snorkeling di pulau ini jauh dari yang gw harapkan, keindahan bawah lautnya masih belum sepadan bila dibandingkan dengan P. Peucang di Ujung Kulon. Ya, memang sih, disini tuh yang terkenal spot" diving bukannya snorkeling :'-(



Pulau Kakaban

Pulau ini merupakan satu dari empat tempat perjalanan impian gw. Awalnya, gw tau tempat ini dari bukunya Trinity "The Naked Traveler 2" Bayangkan di Kakaban saking banyaknya ubur-ubur sehingga terasa seperti  berenang di dalam air cendol. Haha... tulisannya sukses ngeracuni pikiran gw. 

Mesin speed boat dimatikan, tali pengikat selesai ditambatkan. Kami berjalan di atas jembatan dermaga sepanjang kurang lebih 100 m. Di ujung jembatan, disambut papan ucapan "Selamat Datang di Pulau Wisata KAKABAN" yang tertempel di gapura kayu yang berdiri mengangkang. 



Dari point ini kami jalan menanjak melewati pos masuk dan kembali menanjak menelusuri ratusan anak tangga yg sudah disediakan. Wow... didepan sudah terlihat danau raksasa yang posisinya berada lebih tinggi dari pada permukaan air laut. Luaaas, lebih dari yg gw kira. Dari bibir danau, kami sudah bisa melihat dengan jelas ratusan ubur-ubur yang menghuni danau ini. Menurut informasi, ada 3 jenis ubur-ubur dan semuanya dari jenis yang tidak menyengat atau beracun. Lihat gambar dan videonya:





Benar-benar pengalaman yg gak bisa di lupakan, berenang dengan jutaan ubur-ubur di danau yang letaknya jauh dari peradaban modern... It's like a dream John !!!


Pulau Sangalaki


Perjalan dari pulau Kakaban ke pulau Sangalaki pun gak kalah mengesankan, di tengah perjalanan kami melihat sukumpulan ikan pari manta hitam atau lebih dikenal dengan Black Manta dengan berbagai ukuran mulai dari yang kecil sampai yang berukuran raksasa.


Saat sekelompok manta melintas disamping speed boat yang kami tumpangi, satu persatu dari kami pun menceburkan diri ke laut. Dan gw yg gak biasa melihat ukuran ikan yang sangat lebar, juga teringat kejadian yang menimpa Steve Erwin, kamera yang sudah gw arahkan ke sekelompok manta tadi tiba-tiba gw tarik lagi... bener-bener ciut pas 2 ekor manta raksasa berukuran yang lebarnya sekitar 4 m berenang-renang gak jauh dari bawah badan gw. Penasaran tapi takuuut, haha... tar klo gw dikira plankton kan repot !

Sekitar 20 menit menghabiskan waktu di spot ini, perjalanan kembali di lanjutkan. Pulau Sangalaki, yang luasnya 15,9 Ha merupakan surga bagi para penyelam. Ada 11 spot diving favorit di sekeliling pulai ini. Pulau ini juga dikenal sebagai pulau tempat penyu hijau bertelur, kita bisa melihat ke  penangkarannya dan juga bisa ikut melakukan pelepasan tukik alias anak penyu ke laut. Cukup dengan menggali dengan menggunakan tangan sampai kedalaman 40 -50 cm pada titik yang ditunjukkan kita bisa menemukan telur ataupun tukik yg baru menetas.


Di sepanjang garis pantainya, air laut berwarna biru muda bersatu dengan pasir putih halus dan bersih. Sangalaki, pulau yg memanjakan mata dengan keindahan alamnya. Hahhh, berharap suatu saat bisa kembali ke pulau-pulau eksotis disisi timur Kalimantan  ini... 

*tolong kabulkan doa anak yatim yg satu ini ya Allah... amiiin!!! 



10/20/2012

Gunung Bromo





Rencana ke Bromo hampir aja gagal gara" gw dan teman" dari BPI bimbang diantara dua pilihan "rafting di Pekalen atas atau Bromo. Ya mestinya dua"nya sih bisa disambangi, asalkan kita berangkat jauh lebih pagi dari pulau Sempu. Technical meeting dadakan yang diadakan di sebuah rumah makan akhirnya membuahkan keputusan "Bromo". Sesuai harapan... tujuan utama gw bela"in cuti tuh ya demi bisa ke Bromo, masalah destinasi lainnya (Pulau Sempu & Pekalen) itu cuma bonus ajaa...hehe.

Jam 23.00 rombongan berangkat menuju Probolinggo. Sekitar jam 02.00 sampai di Cemoro Lawang, sebagian besar teman" istirahat, dan sisanya "Rere n Yunce" sibuk mencari dan tawar menawar Jeep atau mobil bak terbuka yang nantinya akan kita gunakan untuk menuju Penanjakan dan Bromo. Di lokasi ini banyak banget pedagang yang menjajakan dagangannya, "mas, kupluknya mas... sarung tangan...kaos kaki mas... 

Sekitar jam 02.30 rombongan berangkat menuju Penanjakan dengan sebuah mobil bak sewaan seharga Rp.275.000,-. Disini serunya, posisi duduk mpet-mpetan yang gak jelas, kedinginan, kondisi jalan yang ajlut-ajlutan, memberikan satu pengalaman baru yang susah dilupakan, hehe... klo kata para backpacker bule sih "It's not about the destination, but the journey" *prettt !!!

Sampai di Penanjakan, mobil di parkir, dan pak supir stand by menunggu rombongan sampai selesai menikmati sun rise. N bener aja yang dibilang sama kang dagang tadi, dinginnnnn bangettttt johnnn...errrrr. Baru nyampe sini aja gw udah 2 kali ke toilet, bawaannya bentar" pengen pipies.

Nah untuk bisa melihat sun rise, kita mesti sedikit usaha, jalan dengan kondisi menanjak sekitar 100 meter ke tempat "pemantauan" sun rise yang telah disediakan. Pemandangannya sangat-sangat nggak gw harapkan, nih tempat benar" penuh, sampai" mau cari tempat duduk aja susah apalagi mau cari spot untuk ngambil momen sun rise. Dari pagar sebelah kiri sampai kanan isinye kepale semue *mandi kipeee, klo gini gimana gw bisa liat sun rise? yang gw liat cuma pagar manusia...cuapedeh!






Setelah puas melihat sun rise, gw dan rombongan meninggalkan Penanjakan dan melanjutkan perjalanan menuju Bromo. Waktu tempuh kurang lebih 30 menit, dengan kondisi jalan yang cukup extreme (turunan curam & kondisi jalan berbatu), tapi dengan pengalaman pak supir yang hampir setiap hari melintasi jalan ini, gw dan teman" jadi gak terlalu khawatir. Sepanjang perjalan menuju Bromo, pemandangannya luar biasa john... pohon, bukit, savana, gunung Batok, gunung Semeru, wahh pokoknya ajib banget dah!

Ok, kita sampai di pelataran Bromo. Mobil bak yang di tumpangi tadi beserta Jeep-jeep sewaan lainnya pun berhenti. Nah disini kita tinggal pilih deh, mau melanjutkan dengan jalan kaki atau naik kuda sewaan (Rp.100.000,- pp, tergantung nego). Gw sendiri pilih jalan kaki, coz kapan lagi bisa menikmati pijatan pasir halus dan aroma kotoran kuda disepanjang jalan... *awas ranjau!




Dari point ini ke puncak Bromo jaraknya kurang lebih 1,5 Km, yaa lumayan lah itung" olahraga pagi. Di sebelah kiri jalur terdapat bangunan pura, tapi sayang gerbangnya di kunci dan gw gak bisa masuk ke dalamnya.




Nah ini dia 198 anak tangga (*emaknya gak ngikut program KB) yang mesti dilalui untuk bisa naik ke puncak Bromo (2.392 mdpl) dan melihat langsung kawah yang berada di bagian tengahnya.


Suhu di pagi hari berkisar 15 derajat celcius, tidak sedingin seperti suhu di Penanjakan malam tadi. Di puncak Bromo ini pemandangannya luar biasa indah John... keren abis deh pokoknya, bisa lihat gunung-gunung sekitarnya seperti gunung Batok, Kursi, Watengan, Widodaren, dan Semeru.

Jujur gw belum cukup puas menikmati keindahan alam kawasan Bromo ini, tapi apa mau dikata, waktu berbicara "woi ganteng, pulang woiii, tar ketinggalan kereta lo!" hehe...

Yah mo gimana lagi... selama masih jadi karyawan, selama-lamanya cuti ya cuma 12 hari/pertahun, itupun juga mesti ngatur strategi dari jauh-jauh hari. Gw belum mengunjungi bukit Teletubbies, air terjun Madakaripura, belum ngerasain nginep dirumah suku Tengger, belum ngerasain kopi khas Tengger, dll...........aaaaaghhh!!!

Yasudahlah, kesimpulan dari perjalanan kali ini "MISSION UNCOMPLETE" mesti dilanjutkan di lain waktu, hukumnya wajibbb!!!