Showing posts with label Automotive. Show all posts
Showing posts with label Automotive. Show all posts

11/23/2012

Active Park Assist

Bicara mengenai teknologi pada dunia otomotive tentu tidak akan ada habisnya. Setiap kendaraan baru yang dikenalkan oleh produsen pasti menawarkan sesuatu yang baru, mulai dari design body, sistem penggerak, keamanan, kenyamanan, navigasi, dan lainnya. Ini tentunya menjadi sebuah keuntungan bagi para konsumen, yang mempunyai banyak pilihan dari kendaraan-kendaraan yang banyak ditawarkan.

Sudah lihat iklan "All New Ford Focus" di televisi? Kalau kita perhatikan dengan baik, kendaraan tersebut menawarkan beberapa fitur - fitur yang baru bagi penggunanya, salah satunya adalah "Active Park Assist". Teknologi yang juga digunakan pada beberapa pabrikan lainnya seperti Mercedes-Benz dan Lincoln. Disini saya akan berikan penjelasan umum alias tidak mengacu ke salah satu brand atau pabrikan.

Sebagai gambaran, coba perhatikan perbedaan antara kedua video berikut ini:

Tanpa Park Assist



Dengan Active Park Assist



Bagaimana? Di video yang pertama kita melihat cukup sulitnya si pengemudi memarkirkan mobilnya di space yang tersedia, konsentrasinya terbagi untuk melihat kondisi sekeliling kendaraan (depan, belakang, dan samping), posisi steering wheel, posisi selector lever transmisi, dan juga penekanan pedal gas dan rem. Sedangkan pada video yang kedua terlihat bagaimana si pengemudi mendapatkan kemudahan saat ia ingin memarkirkan kendaraannya, dengan menekan sebuah tombol, kendaraan akan mendeteksi apakah space parkir tersedia, bila space-nya cukup, maka si pengemudi hanya perlu menekan pedal gas atau rem dimana pergerakan steering wheel-nya diatur secara otomatis.

Display pada instrument cluster





Active park assist menggunakan sebuah sistem dasar ultrasonic dan  electric power steering  yang membantu memposisikan steering wheeel saat parkir parallel, menghitung besarnya sudut belok, dan memposisikan kendaraan ke tempat parkir yang telah terdeteksi.

Ultrasonic sensors




A       Sensor ultrasonic pada bumper depan (jarak)
B       Sensor ultrasonic pada bumper depan (jarak/space parkir)
D       Sensor ultrasonic pada bumper depan (jarak/space parkir)
C       Sensor ultrasonic pada bumper belakang (jarak)
A1     Bumper depan
C1     Bumper belakang
c       Jarak pengukuran 100 cm
d       Jarak pengukuran 400 – 450 cm
E       Jarak pengukuran 120 cm


Prinsip prosedur pengukuran:


a      Direct echo
b      Cross echo

1      Bumper
2      Bracket plat nomer
3      Sensor ultrasonic
4      Objek penghalang


Persyaratan

Agar space parkir dapat di deteksi oleh sistem, maka:

•    Selector lever transmisi harus berada di posisi ‘‘D“
•    Rem parkir tidak diaktifkan
•    Kecepatan kendaraan< 36 km/h
•    Parallel terhadap arah kendaraan
•    Space parkir setidaknya lebih lebar 150 cm dari kendaraan
•    Space parkir setidaknya lebih panjang130 cm dari kendaraan           


Bagaimana sistem ini bekerja ?




  1. Sistem ini bisa dioperasikan oleh pengemudi secara otomatis (pada Mercedes-Benz) atau secara manual (pada All New Ford Focus) dengan menekan tombol pada consule tengah, yang akan mengaktifkan sensor ultrasonic untuk mengukur dan mengidentifikasi tersedia atau tidaknya space parkir.
  2. Sistem meminta si pengemudi untuk menerima bantuan parkir (assist). Kemudian steering system akan mengambil alih pergerakan steering wheel dan memposisikan kendaraan ke space parkir yang tersedia. Pengemudi hanya perlu memposisikan selector lever dan menginjak pedal gas atau rem.
  3. Sistem selanjutnya akan mengeluarkan notifikasi visual dan suara untuk memberi instruksi dan memperingati pengemudi akan keberadaan object dibagian depan, belakang, dan samping kendaraan yang sedang diparkirkan. Walaupun steering wheel berputar secara otomatis, si pengemudi tetap bertanggung jawab atas keselamatan saat parkir, diamana ia juga dapat membatalkan bantuan dengan cara menahan pergerakan steering wheel.

Sumber informasi:

Mercedes-Benz

8/16/2012

Emisi gas buang kendaraan




Emisi gas buang adalah hasil dari suatu proses pembakaran di dalam mesin. Emisi itu mengandung berbagai unsur kimia seperti CO2 (karbon dioksida), CO (karbon monoksida), Hidrokarbon (HC), Nitrogen Oksida (NOx), dan Partikulat Matter (PM), dan sebagainya yang jelas-jelas berbahaya bagi kesehatan dan kehidupan.

Emisi yang telah terlepas ke udara bebas sama sekali tidak dapat dikontrol keberadaannya. Oleh karena itu, yang dapat kita lakukan adalah mengontrol dan membenahi sumber emisi tersebut. Hal ini lebih dikarenakan jumlah bahan bakar yang digunakan berbanding lurus dengan jumlah emisi yang dihasilkan.

Yang dapat kita lakukan, pertama yaitu perbaikan kualitas bahan bakar. Bagaimana caranya agar bahan bakar tersebut bisa diolah menjadi bahan bakar yang bersih, dan yang kedua adalah pembenahan manajemen transportasi yang meliputi peningkatan kualitas dan pelayanan transportasi umum, pengaturan jarak tempuh, dan pengaturan waktu tempuh kendaraan itu sendiri. Dan terakhir, memaksimalkan teknologi yang diusung oleh kendaraan itu sendiri, seperti teknologi common rail pada mesin diesel, direct injection pada mesin bensin, catalytic converter, dan lain sebagainya.

Emisi kendaraan di bagi ke dalam lima kategori:

Karbon Dioksida (CO2), yang merupakan produk yang tak terelakkan dari pembakaran bahan bakar yang mengandung karbon. CO2 tidak mencemarkan udara yang kita hirup, tetapi merupakan kontributor utama pemanasan global, dan karenannya harus dikurangi. Artinya, sebisa mungkin kita gunakan bahan bakar yang kadar carbonnya rendah atau tanpa carbon  sama sekali atau alternatif lainnya membuat kendaraan yang mempunyai engine yang lebih efisien.

Karbon Monoksida (CO), yang dihasilkan ketika bahan bakar berbasis karbon pembakarannya tidak sempurna. Dalam jumlah konsentrasi tinggi zat ini beracun dan harus dikendalikan. Ini dapat dikurangi dengan pembakaran yang lebih efisien pada mesin (sehingga yang dihasilkan CO2, bukan CO) dan kemudian dikurangi dengan mengoksidasinya setelah pembakaran, di dalam Catalytic Converter. [2xCO + O2 = 2xCO2]

Hidrokarbon (HC), juga dikenal sebagai "Volatile Organic Compounds (VOC) benar-benar bahan bakar yang tidak ikut terbakar. Zat ini dapat menjadi masalah untuk orang yang sulit bernapas dan merupakan kontributor bagi "kabut fotokimia" dalam kondisi iklim tertentu. Ini dikurangi dengan menghasilkan pembakaran yang lebih efisien pada mesin dan akan berkurang dengan mengoksidasinya setelah pembakaran, di dalam Catalytic Converter. . [4HxCy + (x +4 y) O2 = 2xH2O + 4yCO2]

Nitrogen Oksida (NOx) dihasilkan ketika udara (yang merupakan campuran Nitrogen dan Oksigen) dipanaskan di dalam mesin. NOx adalah kontributor pada  kabut fotokimia dan hujan asam dan bisa mengiritasi  paru-paru. Tidak seperti CO dan HC yang dapat dihilangkan melalui oksidasi, proses sebaliknya - pelepasan Oksigen, yang dikenal dengan "reduksi" diperlukan untuk mengubahnya kembali ke Nitrogen dan Oksigen. 
  
Partikulat Matter (PM) adalah partikel yang sangat kecil, sebagian besar di hasilkan dari Carbon yang tidak terbakar. 

Kendaraan  memang memiliki peran besar dalam menyumbang emisi berbahaya. Kendaraan bermotor menyumbang pencemaran CO sebesar 70% di kota-kota besar. Meski demikian, dengan dukungan pemerintah dan berbagai pihak, termasuk kesadaran masyarakat akan pentingnya udara bersih, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi gas berbahaya yang bersumber dari kendaraan bermotor ini, meskipun harus diakui, pelaksanaannya tidaklah mudah.

5/24/2012

Produsen kendaraan terbesar di dunia

Negara mana yang paling banyak memproduksi mobil di dunia?
Jepang? Jerman? atau Amerika? bukan brow, masih salah... yang benar tuh China.



1 dari 4 mobil yang di produksi di dunia berasal dari China. Negara ini merupakan pasar kendaraan terbesar ketiga di dunia pada tahun 2006, dengan penjualannya yang naik sekitar 40% atau 4,1 juta unit. China terus memimpin dan menjadi pasar penjualan mobil terbesar pertama di dunia. Ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan, kemudahan proses kredit dan juga karena faktor masih rendahnya penetrasi kendaraan yang hanya sekitar 40 unit/1.000 orang, dibandingkan dengan negara-negara G7 lainnya yang berkisar 700 unit/1.000 orang.













Lebih dari separuh kendaraan di produksi di Asia dan Oceania, dimana Eropa memproduksi hampir sepertiganya. Di bawah ini, ringkasan produksi mobil global dengan negara produsennya pada tahun 2011:


Peringkat
Negara
Produksi 
kendaraan
% total total      penjualan  dunia
1
China
14,485,326
24.2%
2
Japan
7,158,525
11.9%
3
Germany
5,871,918
9.8%
4
South Korea
4,221,617
7.0%
5
India
3,053,871
5.1%
6
U.S.A.
2,966,133
4.9%
7
Brazil
2,534,534
4.2%
8
France
1,931,030
3.2%
9
Spain
1,819,453
3.0%
10
Russia
1,738,163
2.9%
11
Mexico
1,657,080
2.8%
12
Iran
1,413,276
2.4%
13
U.K.
1,343,810
2.2%
14
Czech Republic
1,191,968
2.0%
15
Canada
990,483
1.7%
16
Poland
785,000
1.3%
17
Slovakia
639,763
1.1%
18
Turkey
639,734
1.1%
19
Argentina
577,233
1.0%
20
Belgium
562,386
1.0%
21
Indonesia
561,863
1.0%
22
Thailand
549,770
0.9%
23
Malaysia
496,440
0.8%
24
Italy
485,606
0.8%
25
Romania
310,243
0.5%
26
Taiwan
288,523
0.5%
27
Hungary
200,000
0.3%
28
Sweden
188,969
0.3%
29
Slovenia
168,955
0.3%
30
Uzbekistan
146,300
0.2%
31
Portugal
141,779
0.2%
32
Pakistan
139,200
0.2%
33
Austria
130,343
0.2%
34
Ukraine
97,585
0.2%
35
Venezuela
69,115
0.1%
36
Vietnam
43,780
0.1%
37
Philippines
43,280
0.1%
38
Netherlands
40,772
0.1%
39
Colombia
30,000
0.1%
40
Serbia
15,050
0.0%
41
Finland
2,540
0.0%
Others
197,600
0.3%
Total
59,929,016
100.0%

6/28/2011

Panas knalpot digunakan untuk Mengirit BBM





Dua pertiga - sekitar  66 persen – dari energi bensin dan solar yang dibakar di dalam mesin, terbuang dalam bentuk panas. 

Seperti Kinetic Energy Recovery System (KERS) pada F1 atau rem regenaratif pada mobil hibrida, para ahli juga ingin “memulihkan” energi terbuang tersebut untuk dimanfaatkan kembali. Memang tidak mudah, namun para periset dari perusahaan energi dan juga produsen mobil berusaha melakukan.

TEG
Seperti KERS dan rem regeneratif - energi kinetik diubah menjadi listrik – pada knalpot energi panas diubah menjadi listrik. Untuk mengubahnya, diperlukan bahan atau alat yang disebut Thermo Electric Generator (TEG). Problem utama yang dihadapi para ahli dan periset sekarang ini adalah materi dasar. Materi semikonduktor yang digunakan efisiensi masih sangat rendah dan harganya mahal. Inilah yang membuat produsen mobil kurang tertarik mengembangkannnya.  

Kendati demikian, para periset saat sedang mencoba memasang prototipe pertama TEG untuk dipasang pada kendaraan komersial dan SUV. Kebutulan, materi atau alat tersebut dikembangkan oleh perusahaan independent, yaitu BSST di Irwindale, California. Perusahaan mobil yang mengembangkan sendiri TEG adalah General Motors (GM) dan BMW.
BSST berencana sudah bisa menghasilkan prototipenya yang akan dites pada BMW dan Ford pada tahun ini. Sedangkan GM mencobanya pada SUV Chevrolet.

Materi
BSST menggunakan material baru, yaitu bismuth telluride, terdiri dari tellurium yang langka dan bekerja hanya di atas 250 derajat celcius. Sedangkan bahan yang dibutuhkan bekerja pada 500 derajat celcius. BSST juga menggembangkan bahan termoelekrik lainnya, yaitu campuran hafniumdan zirconium yang bekerja  pada suhu tinggi dan efisiensi kerjanya mencapai 40 persen.

Para periset GM yang sedang memasang prototipe terakhir TEG - dinilai lebih menjanjikan – menyebut bahannya dengan “skutterudites”. Dijelaskan bahan ini lebih murah dari tellurides, kemampuan kerjanya juga lebih baik pada suhu tingi. Berdasarkan tes pada Chevrolet Suburban, alat skutterudites terdiri dari campuran kobal arsenida (cobalt arsenide) dengan tambahan elemen langka seperti ytterbium. Menurut Gregory Meisner dari GM, kesulitan yang mereka hadapi adalah memadukan bahan tersebut menjadi kesatuan. Karena perbedaan sifat bahan menyebabkan kinerja akan menurun.

Tantangan lain adalah cara memasang TEG di di mobil. Periset telah mencoba generator bismuth telluride pada SUV. “Sekarang pemasangan dilakukan dengan menyelipkannya ke knalpot. Knalpot dipotong, seperti memasang muffler. Kami perlu merancang alat yang menyatu pada sistem kendaraan dan bukan sebagai tambahan,” harap Meisner.
Dengan kondisi pengembangan sekarang, kedua perusahaan memperkirakan, untuk memproduksi alat tersebut dalam jumlah besar dengan harga terjangkau, masih membutuhkan waktu sekitar empat tahun lagi.


Laser Siap Menggantikan Peran Busi


LONDON, Keinginan para ahli otomotif menggunakan laser sebagai pengganti busi untuk memicu pembakaran pada mesin bensin (bisa juga bahan bakar gas) semakin mendekati kenyataan. Sebuah tim pada Konferensi tentang Lasers dan Electro-Optics melaporkan bahwa mereka telah berhasil merancang laser yang dapat digunakan untuk mesin bensin.



Tak kalah menarik, seperti yang diberitakan BBC, Inggris, sebuah tim dari Jepang  dan Rumania sudah siap berdiskusi memproduksi “busi laser” ini dengan perusahaan produsen busi terkenal Jepang, Denso. Targetnya, segera mengomersialkan komponen tersebut alias diproduksi secara massal.

Hasil yang diperlihatkan tim tersebut dapat menghasilkan dua atau tiga sinar  laser yang langsung ditembakkan ke silinder mesin dengan panjang sinar yang bervariasi. Dilaporkan pula, pembakaran dihasilkan lebih sempurna. Keunggulan lainnya, tidak mengalami keausan fisik seperti busi.

Bukan hal baru
Busi, sejak ditemukan 150 tahun lalu, sampai sekarang tidak banyak mengalami perkembangan. Karena itulah para ahli berusaha mencari alternatif, yaitu sinar laser. Selama laser hanya digunakan untuk mengelas komponen busi. Dengan menggunakan busi laser, regulasi yang menuntut mesin harus makin irit bahan bakar dan ramah lingkungan, bisa dipenuhi.

Dilaporkan pula, kehebatan laser sebagai pengganti busi konvensional, di dalam satu silinder bisa dihasilkan dua atau tiga tembakan sinar laser. Kemampuan seperti itu jelas tidak bisa diperoleh oleh busi paling hebat pun selama ini.  

Ide mengganti busi dengan laser bukan hal  baru. Sejak beberapa tahun terakhir beberapa lembaga penelitian dan perguruan tinggi gencar memperkenalkannya. Termasuk hasil kerjasama antara Ford Inggris dengan Universitas Liverpool, dua tahun lalu yang merancang laser untuk mesin bensin dengan injeksi langsung.

Kelemahan busi
Busi hanya membakar campuran udara dan bahan di area sekitar celahnya. Akibatnya,  efisiensi pembakaran kurang maksimal. Di samping itu, logam yang digunakan sebagai elektroda, juga akan terkikis atau habis bersamaan dengan penggunaannya. Nah, dengan laser, kondisi tesebut dapat dicegah.

Sebelumnya para ahli kesulitan memanfaatkan laser untuk menggantikan peran busi. Pasalnya, untuk membangkitkan sinar laser dibutuhkan perangkat berukuran besar. Kerja perangkat pembangkit laser tidak efisien dan kurang  tidak stabil.

“Kendati demikian, laser ini tetap membutuhkan energi pulsa yang tinggi, mirip busi. Memerlukan energi besar untuk memulai pembakaran. Namun kini bisa dibuat dengan ukuran kompak dan kerjanya stabil,” jelas Takunori Taira dari National Institutes of Natural Sciences di Okazaki, Jepang, dikutip berbagai media internasional.

Dijelaskan pula, problem lain, yaitu sinar laser yang sangat kuat bisa merusak kabel optik  ke silinder juga sudah bisa diatasi. Caranya, tim  membuat pembangkit laser seukuran ukuran busi yang dibungkus dalam  keramik bubuk yang dipadatkan.  Hasilnya, “busi laser” tersebut bisa dipasang di kepala silinder, serperti busi sekarang.

Kehebatan lain dari laser, karena menggunakan kabel optik, mampu melepaskan pulsa pada kecepatan seperdelapan triliun detik. Tentu sangat pas buat mesin putaran tinggi atau balap. Laporan lain, prototipe busi laser yang sudah dibuat, berdiameter 9 mm dan panjangnya 11 mm.


Referensi: http://otomotif.kompas.com/read/2011/04/27/0923336/Laser.Siap.Menggantikan.Peran.Busi


Toyota Memilih Teknologi Pengisian Baterai Nirkabel


Toyota Motor Corporation mengumumkan akan berkolaborasi dengan WiTricity Corporation, perusahaan asal Massachusetts, Amerika Serikat, untuk mempercepat atau mempromosikan penggunakan sistem pengisian (cas) baterai nirkabel (wireless) untuk mobil. WiTricity selama ini dikenal sebagai perusahaan yang ahli di bidang teknologi pengisian baterai nirkabel resonansi.




Menurut Toyota, sistem WiTricity tanpa kontak langsung ini dinilai lebih efisien dan praktis dibandingkan dengan sistem induksi elektromagnetik, teknologi nirkabel lain yang masih menggunakan kontak dan selama ini sudah digunakan untuk telepon seluler dan sistem pengisian lainnya.

Ditambahkan, sistem pengisian nirkabel WiTricity ini cocok untuk mobil. Pasalnya lebih praktis dan mudah digunakan: hanya dengan memarkir mobil dan bisa dipasang di garasi atau tempat parkir umum.

Keputusan Toyota menggunakan teknologi ini didasarkan pada "Toyota Global Vision”, menyatukan teknologi mobil, rumah, dan informasi. Pengisian nirkabel hanya salah satu dari beberapa teknologi yang diincar Toyota untuk menyongsong masa datang, yaitu memperbanyak produksi mobil listrik hibirida plug-in!